A. Atlet
First Winning Second
Pada pelatihan olahraga ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai antara lain ada yang berorientasi kemenangan, kesenangan, dan ada yang
berorientasi untuk meningkatkan kemampuan fisik, psikis maupun sosial. Adanya
perbedaan orientasi inilah yang menyebabkan timbulnya perbedaan pendekatan yang
dilakukan oleh pelatih terhadap atlet selama proses pelatihan berlangsung.
American
Coaching Effectiveness Program memiliki motto “Athletes first, winning second”
yang biasa dipakai sebagai landasan filosofi bagi para pelatih dalam
menjalankan tugasnya (Martens, 1990:5). Atlet pertama kemenangan kedua berarti
bahwa setiap keputusan yang dibuat oleh pelatih akan selalu mempertimbangkan
apa yang terbaik untuk atlet atau demi kepentingan atlet, dan yang ke dua untuk
memperoleh kemenangan. Motto tersebut tidak berarti bahwa kemenangan itu tidak
penting, tetapi kemenangan itu sepenting perkembangan atlet. Artinya,
perkembangan atlet lebih diutamakan dari pada kemenangan itu sendiri. Hal-hal
yang biasa dilakukan oleh pelatih yang menganut faham tersebut yaitu:
a. Tidak akan memaksakan atlet yang sedang cedera
untuk tampil dalam pertandingan sampai selesainya program rehabilitasi
b. Merasa bangga bila atlet dapat mengeluarkan
seluruh kemampuannya tanpa mempedulikan hasil pertandingan, dan akan merasa
kecewa bila atlet-atletnya tidak mampu menunjukkan usaha yang maksimal selama
pertandingan.
c. Memberi tanggung jawab yang besar kepada atlet
dengan cara memberi kesempatan untuk membuat keputusan-keputusan yang
menyangkut penentuan program latihan dan mengkaitkannya dengan pengembangan
kepribadian secara menyeluruh.
d. Selalu memperhatikan kehidupan atlet dan
membuka diri untuk mengadakan komunikasi.
B. Winning First Atlet Second
Jika seorang
pelatih lebih mengutamakan kemenangan yang menjadi focus utama inilah yang
dimaksud dengan winning first atlet second. Yaitu dimana pelatih hanya akan memberikan
hal-hal yang terbaik bagi atlet sepanjang tidak mengganggu tujuan utama yaitu
untuk melatih kemenangan. Pelatih akan selalu memaksakan kehendak kepada atlet
dan lingkungannya asalkan tujuan memperoleh kemenangan dapat terwujud. Untuk
itu keselamatan atlet, perkembangan atlet dan hubungan inter personal menjadi
kurang mendapat perhatian. Oleh sebab itu dalam kompetisi berusaha untuk menang
dalam batas-batas sportivitas seharusnya merupakan tujuan setiap atlet dan
pelatih. Berusaha keras untuk memenangkan pertandingan merupakan inti untuk
dapat menikmati kompetisi dalam olahraga. Kemenangan bukanlah segalanya, tetapi
berusaha keras untuk menang itulah esensinya. Banyak mantan atlet mengatakan
bahwa kenangan yang terindah bukan pada saat merayakan kemenangan, tetapi
persiapan latihan yang dijalani selama berbulan-bulan, antisipasi pada
pertandingan yang akan dilakukan dan rahasia pribadi sebelum dan selama
kompetisi. Oleh karena lamanya persiapan untuk mengikuti pertandingan 99%,
sedangkan kompetisi hanya 1%.
Beberapa
pelatih mengalihkan pusat perhatiaannya dari sekedar untuk mencari kemenangan
secara berangsur-angsur berubah menjadi memfokuskan perhatiannya pada
perkembangan atlet. Perkembangan seseorang sebagai atlet dan individu dijadikan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelatihannya. Pada situasi ini pelatih akan
merasa berhasil bila atlet yang dibinanya tingkat kualitas kondisi fisik,
teknik, dan taktiknya meningkat, memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu mengontrol
emosi, memiliki disiplin dan kemandirian yang cukup tinggi, dapat bekerja sama
dengan orang lain serta memiliki tingkah laku yang tepat walaupun tidak juara.
Dengan kata lain, selama proses berlatih melatih orientasi utamanya adalah
mengungkapkan dan meningkatkan potensi atlet secara menyeluruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar