1.
Beban Lebih (overload)
Dalam mendesain program latihan dengan menerapkan prinsip
overload ini menyarankan sebagai berikut:
“Peningkatan beban
dalam suatu program latihan harus dirancang seperti tangga. Perencanaan latihan
untuk jangka waktu yang cukup lama adalah berbentuk ombak atau gelombang yang
semakin tinggi, namun di dalamnya selalu ada perubahan antara peningkatan beban
latihan dan penurunan beban latihan”. (Bompa1990)
Beban latihan banyak bentuknya, tapi secara umum dapat diartikan
berupa Materi latihan, yang di dalamnya termasuk jenis latihannya, beratnya,
lamanya, jumlah setnya, jumlah repetisinya, intensitasnya, waktu istirahatnya
dan sebagainya. Pemberian beban latihan tersebut akan selalu direspon oleh
sel-sel dalam tubuh sesuai dengan rangsangan yang diterima.
2.
kembali asal
(reversible)
Prinsip ini menggambarkan bahwa apabila tubuh kita
diberikan waktu istirahat yang tertalu lama, maka kemampuan atau kesegaran
tubuh yang sudah dimiliki melalui proses latihan sebelumnya, akan kembali ke
tingkat semula, atau sama seperti ketika tidak melakukan latihan. Istirahat
yang dilakukan jangan terlalu lama, karena kalau terlalu lama maka kondisi
tubuh akan kembali ke asal, dan sebaliknya bila tidak diberi istirahat sama
sekali, juga tidak akan meningkat.
3. Kekhususan (Specivicity)
Prinsip spesifik (kekhususan, specificity) mengatakan
bahwa manfaat maksimal yang dapat diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan
terjadi kalau rangsangan tersebut mirip atau menyerupai gerakan-gerakan yg dilakukan
dalam olahraga tersebut.
4. Pemulihan (recovery).
Recovery atau pemulihan merupakan faktor yg amat
kritis dlm pelatihan olahraga modern. Karena itu pelatih harus dapat
menciptakan kesempatan-kesempatan recovery dalam sesi-sesi latihannya. Prinsip
recovery harus dianggap sama pentingnya dengan prinsip overload.Perkembangan
atlet tergantung pada pemberian istirahat yang cukup seusai latihan, agar efek
latihan dapat dimaksimalisasi. Hal tersebut sesuai dengan prinsip recovery yang
mengatakan bahwa kalau kita ingin berprestasi maksimal, maka setelah tubuh
diberi rangsangan berupa pembebanan latihan, harus ada “complete recovery”
sebelum pemberian stimulus berikutnya. Makin
besar kelelahan yang dirasakan, makin lama waktu yang dialokasikan untuk
pemulihan.
5. Individualisasi
Salah satu penyebab ketidak berhasilan seorang
pelatih dalam mempersiapkan atlet atau timnya, dapat disebabkan oleh kurang
pahamnya prinsip indivualisasi ini. Prestasi seseorang atau tim dapat dicapai
secara optimal apabila setiap program latihan apapun yang diberikan mengacu
pada asas individualisasi ini.
Beberapa ahli olahraga maupun
kedokteran mengemukakan pendapat yang senada tentang individu sosok manusia.
Mereka mengemukakan bahwa tidak ada satu orangpun yang sama persis baik keadaan
fisiknya maupun psikisnya. Setiap orang akan memberikan respon yang tidak sama
terhadap setiap rangsangan (fisik, teknik, taktik, mental) yang diterimanya. Oleh sebab itu
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam latihan maka dalam memberikan meteri
latihan kepada seorang atlet, beban latihan yang berupa intensitas latihan,
volume latihan, waktu istirahat/recovery, jumlah set, repetisi, model
pendekatan psikologis, umpan balik dan sebagainya harus mengacu pada prinsip
individu ini.
KOMPONEN-KOMPONEN
LATIHAN
1. Volume
Latihan
Jumlah serluruh kegiatan yang dilakukan dalam
latihan, meliputi waktu dan lama latihan berlangsung. Jarak yang ditempuh atau
berat yang diangkat/unit waktu. Jumlah
ulangan suatu latihan atau elemen teknik yang dilakukan dalam jangka waktu
tertentu.
2. Intensitas
Latihan
Fungsi dari kekuatan stimuli syaraf yang digunakan
dalam latihan, kekuatan dari stimuli/rangsang bergantung pada beratnya beban,
kecepatan melakukan suatu gerakan dan variasi interval atau istirahat antar
ulangan. Intensitas latihan usaha
atau tenaga yang diperagakan oleh atlet pada sesi latihan,intensitas latihan
adalah tingkat kesulitan daripada suatu
latihan.
Estimasi Volume Dan Intensitas
•
Training intensity : Rata-rata beban yang diangkat di
tiap bentuk latihan,perminggu, ataupun perbulan .
•
Exercise intensity :Dimonitor dengan menghitung
intensitas relatif ( % dari 1 RM )
•
Training volume
:Estimasi volume angkatan dalam latihan
•
Exercise volume
:Estimasi rata – rata beban yang diangkat dalam latihan.
Hubungan
Antara Volume Dan Intensitas Latihan
Menentukan kombinasi optimal antara volume dan
intensitas latihan merupakan hal yang
amat kompleks, umumnya bergantung pada kekhususan
dari pada cabang Olahraga. Untuk
cabang-cabang terukur hal tersebut di
atas relatif lebih mudah, misal aktifitas pada cabang atletik pada nomor –
nomor lari. Volume dihitung berdasarkan jarak yang mampu ditempuh dalam latihan,
sementara intensitas di ekspresikan dalam bentuk kecepatan gerakan yang mampu
diperagakan dalam jarak tertentu.
Pada cabang-cabang Olahraga tim, senam ataupun anggar
dengan Mempertimbangkan jumlah total aksi yang diperagakan, elemen gerak ataupun ulangan latihan, jarak dan kecepatan dalam melakukan suatu aksi. Seringkali durasi ataupun jumlah
pengulangan suatu elemen teknik menjadi acuan dalam memperhitungkan volume latihan. Salah satu metode paling akurat
adalah dengan memperhitungkan Pengeluaran energi / sistim energi, dalam
menaksir volume ataupun Intensitas latihan.
Peningkatan Volume Dan Intensitas Latihan
Volume Latihan
1.
Meningkatkan durasi sesi latihan. Jika awalnya 3 sesi
60 menit, ditingkatkan menjadi 3 x 90
menit, berlanjut ke 3 x 120 menit.
2.
Meningkatkan jumlah sesi latihan di tiap siklus mikro/
mingguan,3 x 120 mnt meningkat jadi 4 x 120 mnt, 5 x 120 mnt dst.
3.
Meningkatkan jumlah ulangan, drills, ataupun elemen
teknik pada tiap sesi latihan.
4.
Meningkatkan jarak atau durasi tiap repetisi atau
drill.
Intensitas Latihan
1.
Peningkatan kecepatan bergerak pada jarak yang telah
ditentukan peningkatan irama dalam memperagakan suatu elemen teknik ataupun
taktik dalam suatu drill atau dengan meningkatkan beban yang mampu diangkat
dalam satu sesi latihan weight training/ strength training.
2. Meningkatkan jumlah ulangan dengan kualitas
yang memenuhi standar
3.
Mengurangi waktu istirahat antar ulangan ataupun drill
taktik.
4.
Meningkatkan jumlah kompetisi di tiap fase latihan.
Dinamika daripada intensitas latihan yang digunakan dalam latihan
bergantung pada 3 faktor :
1. Karakter daripada cabang Olahraga.
2. Lingkungan latihan / Training Environment.
3. Tahap persiapan dan tingkat prestasi atlet.
Hubungan Antara Volume Dan Adaptasi
Ketepatan aplikasi dosis latihan berdampak positif pada
perubahan anatomis, fisiologi dan psikologi atlet.
Proses adaptasi hanya dapat terjadi bila rangsang/ beban latihan Mencapai Intensitas
yang proporsional terhadap batas kapasitas individual atlet (D.Harre,1982).
Volume latihan tinggi tanpa mempertimbangkan intensitas
latihan yang berada pada titik rendah
( dibawah angka 30 % dari kemampuan maks) Tidak akan memfasilitasi atlet ke
arah terjadinya adaptasi.
3. Kompleksitas Latihan
Menyangkut tingkat kecanggihan olah gerak yang
dilaksanakan dalam latihan. Kerumitan suatu ketrampilan, tuntutan koordinasinya
merupakan suatu sebab penting dalam penambahan intensitas dalam latihan, makin rumit suatu olah gerak yang diperagakan
dalam suatu proses latihan, makin besar perbedaan individu dan efisiensi
mekanika.
4. Kepadatan Latihan
Frekuensi dimana seorang atlet terbuka terhadap
serentetan stimuli per unit waktu. Menyangkut hubungan yang tampak dalam waktu
antara kerja dan fase pemulihan dari latihan.
Kepadatan yang memadai akan menjamin efisiensi dari latihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar