Rabu, 14 Agustus 2013

DOPING DAN OLAHRAGA


Sebenarnya upaya menggunakan doping dalam olahraga prestasi, sudah lama dilakukan oleh para pelatih dan atlet demi mendapatkan prestasi  yang maksimal. Berbagai cara dilakukan mulai dari memakan dan meminum suatu kandungan tertentu, sampai pada penggunaan obat-obatan dan lain-lain.
Untuk mencapai prestasi yang tinggi dan menjadi idola dalam dunia olahraga apapaun akan dilakukan baik oleh atlit maupun pelatih olahraga termasuk salah satunya mengkonsumsi doping yang notaben nya tidak dibenarkan di dalam dunia olahraga yang terkenal dengan ungkapan ”sportifitas”, mereka tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari penggunaan doping yang tidak sasaran tersebut, namun sebaliknya yang ada dalam pikiran bagaimana supaya mereka menang dalam perlombaan dan pertandingan.
A. PENGERTIAN DOPING
Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance dalam berolahraga. Berakar kata “dope”, yang digunakan suku asli di Afrika Selatan untuk nama minuman beralkohol yang mereka pakai dalam upacara dansa-dansi. Adapun definisi-definisi untuk doping ini berubah-ubah terus sesuai dengan perkembangan zaman.
Doping adalah penggunaan atau pemakaian bahan atau zat-zat faali dalam jumlah banyak yang dimasukan kedalam tubuh dengan cara yang tidak wajar, dengan tujuan khusus yaitu mencapai peningkatan kemampuan secara buatan dalam suatu pertandingan.
Definisi yang pertama digariskan adalah pada tahun 1963 dan berbunyi sebagai berikut : doping adalah pemakaian zat-zat dalam bentuk apapun yang asing bagi tubuh, atau zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar dengan jalan tak wajar pula oleh seseorang yang sehat dengan tujuan untuk mendapatkan suatu peningkatan kemampuan yang buatan secara tidak jujur. Juga bermacam-macam usaha psikologis untuk meningkatkan kemampuan dalam olahraga harus dianggap sebagai suatu doping. (Hario Tilarso. Masalah Doping. Jakarta. Pusat Kesehatan Olahraga DKI).

B. JENIS –JENIS DOPING
Jenis-jenis obat yang dapat di kategorikan kedalam doping antara lain :
1.      Stimulants (obat perangsang), yang termasuk kedalam obat perangsang adalah amfeprmone, amfetaminil, amiphenazole, amphetamine, benzphetamine, caffeine, cholphetamine, dimetamfatamine, clorpreneline, cocaine, cropropamide, crothetamide, ophedrine, dan etafedrine. Obat-obat golongan ini member efek untuk merangsang system syaraf agar meningkatkan impulsnya, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan, mengurangi rasa lelah, kemungkinan menigkatkan rasa bersaing, dan sikap bermusuhan.
2.      Narcotics-analgesic, yang tergolong jenis ini adalah alpharodine, enileridine, buprenophine, codeine, dextromoramide, dextropropoxyphen, diamorphine (heroin),dihydrocoddeine,dipipanone, ethoheptazine,ethilmorphine, levorphanel, methadone, morphine, nalbuphine,pentazocine, pethidine, phenazocihe, trimeperidine, dan banyak lainnya. Obat-0bat ini member efek menghilangkan rasa sakit. Side efeknya adalah depresi pernafasan dan mudah menyebabkan ketergantungan terhadap obat ini. Hati-hati dengan obat flu, sakit kepala karena biasanya mengandung salah satu unsur diatas.
3.       Anabolic steroid, yang termasuk kedalam jenis ini adalah bolastenon, boldenone, clostebol, dehydrochlormethyltestosterone, fluoxymesterone, metenolone, mesterolone, metandienone, methyltestoteron, nandrolone, norethandrolone, oxadrolone, oxymesterone, stanozolol, dan lain-lain. Obat jenis ini dapat meningkatkan massa otot, kekuatan atau power, dan biasanya sering digunakan oleh atlet angkat berat atau binaraga. Efek atau pengaruhnya yaitu perhentian pertumbuhan pada atlet remaja. Efek lainnya dapat menyebabkan perubahan psikologis, kerusakan hati, gangguan pada sistem jantung dan peredaran darah. Dan pada wanita dapat menyebabkan timbulnya sifat kelaki-lakian, jerawatan, serta terganggunya menstruasi.
4.      Beta blocker, yang termasuk kedalam jenis ini adalah acebutolol, ethamivan, etilamfetamine,furfenorex, mefenorex, methamphetamine, methoxyphenamine, methyphenidate, morazone, nikethamide, pemoline, pentetrazol, phendimetrazine, propylhexedrine, dan banyak lainnya.obat ini adalah mengontrol tekanan darah tinggi, aritmia ( irama jantung tidak beraturan), angina pectoris (nyeri dada bagian kiri) dan migrain.
5.      Diuretic, yang termasuk kedalamnya adalah acetazolamide, amiloride, bendroflumethiazide, benzthiazide, bumetanide, canrenon,chlormerodrine,spironolactone, triamterene, dan lain sebagainya. Diuretic berguna untuk mengeluarkan cairan tubuh dalam keadaan sakit tertentu. Obat-obat ini dipakai oleh atlet karena dapat menurunkan berat badan dengan cepat, namun menyebabkan stamina jadi turun.
C. METODE DOPING YANG DILARANG
  1. Doping darah (blood doping) atau autotransfusi : yaitu pemberian darah, sel darah merah, pembawa oksigen buatan dan produk darah yang terkait dengan atlet.
  2. Manipulasi farmakologik kimia dan fisik : yaitu penggunaan bahan dan atau metode yang mengubah, mencoba mengubah, atau diharapkan dapat mengubah, kejujuran dan validitas sampel dalam pengawasan doping
D. EFEK PENGGUNAAN DOPING
Efek positif
Efek penggunaan doping secara umum adalah menambah stamina, menambah rasa kepercayaan diri, menambah kekuatan badan dan meningkatkan keberanian, penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Selain itu, untuk meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi.
Efek negatif
Timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. Khusus bagi atlet perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti.
E. SEBAB-SEBAB ATLET MENGGUNAKAN DOPING
Ada beberapa faktor mengapa banyak atlet menggunakan doping diantaranya :
1.      Atlet tidak mengerti/tidak mau mengerti akan bahaya dari doping.
2.      Keinginan pribadi si atlit untuk menang dengan cara apapun.
3.      Rangsangan hadiah apabila ia menang (segi komersiel).
4.      Atlet merasa yakin bahwa obat yang mereka minum atau adanya sugesti tentang pengunaan obat-obatan / doping tertentu.
F. BADAN ANTI DOPING
Untuk melakukan pengawasan penggunaan doping, dibentuk suatu badan anti doping dunia yaitu WADA (World Anti Doping Agency). Badan tersebut bertekat untuk melakukan perjuangan melawan doping ditingkat dunia. Sedangkan di Indonesia mempunyai badan anti doping yaitu LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia).dasar kerja WADA dan LADI mengacu pada The World Anti Doping Code yang merupakan hasil deklarasi Copenhagen 5 Maret 2003. Penekanan program WADA dan LADI adalah melakukan tes doping kepada atlet olahraga kompetitif yang akan dilakukan di luar kompetisi dan diambil secara acak.
G. DOPING KOPI
Dosis kafein  yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan adalah bila lebih dari 500 mg kafein perhari  yang setara dengan  4-5 gelas kopi instan. Kelebihan kafein yang menggganggu kesehatan antara lain berupa sakit kepala, pegal otot, sulit tidur dan banyak buang air kecil.. Pasalnya, masuknya kafein ke tubuh sekitar 3 sampai 5 miligram/kilogram sebelum olahraga terbukti meningkatkan stamina. Pemberian 400 miligram kafein dengan membagi dosis atas 200 miligram 3 jam sebelum pertandingan olahraga, dan diikuti satu jam kemudian sebanyak 200 miligram akan meningkatkan performance. “Penggunaan lebih dari 6 mg/kg, jumlah yang ke luar melalui urine termasuk kriteria doping. Maka  tidak dianjurkan minum kafein dalam dosis tinggi.
Melalui hasil praktikum tersebut , dapat ditarik kesimpulan bahwa kopi dapat meningkatkan kerja tubuh yaitu dengan ditandai menigkatnya denyut jantung, tekanan darah dan hasil waktu reaksi yang dilakukan probandus semakain cepat. Jika seseorang dalam setiap harinya menghabiskan lebih dari empat gelas kopi yang setara dengan 500 gram kafein, maka dapat dikategorikan doping meskipun secara internasional belum ada UU tentang doping kopi, tetapi sudah banyak peneliti yang meneliti tentang kopi.
H. ALASAN PELARANGAN DOPING
IOC memberika batasan tentang dasar konsep doping melalui dua pengertian yakni penggunaan bhan yang dilarang dan penggunaan metode yang dilarang. Adapun alasan elanggaran doping meliputi :
1.      Alasan etis, penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga.

2.      Alasan medis, membahayakan keselamatan pemakainya. Atlet akan mengalami habituation (kebiasaan) dan addiction (ketagihan) serta drugs abuse (ketergantungan obat) yang dapat membahayakan jiwa. Selain itu juga dapat menyebabkan kematian.

1 komentar:

  1. Di Indonesia masih sangat langka atlet memakai doping.. karena ketidaktahuan , harga obat-obatan yang mahal tyang tidak sebanding dengan gaji-gaji atlit di Indonesia. Lebih baik menang dalam keadaan jujur daripada merusak fairplay dan sportivitas

    BalasHapus